Kamis, 08 Oktober 2009

WISATA BUDAYA

1. Kedaton Sultan Ternate
Dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali diatas bukit Limau Santosa dengan luas areal 44.560 m2. Berbentuk segi delapan dengan dua buah tangga terutama pada sisi kiri dan kanan depannya. Bangunan ini menggambarkan seekor singa yang sedang duduk dengan dua kaki depan menopang kepalanya. Didalam kedaton tersimpan benda-benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah antara lain mahkota, Al-qur’an tulisan tangan yang tertua di Indonesia serta berbagai peralatan perang. Di depan istana terhampar lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.

2. Mahkota Sultan Ternate
Mahkota dengan sejumlah perhiasan batu permata, emas, perak, intan, berlian mira, zamrud akik dan shafir, mempunyai keunikan rambutnya selalu bertumbuh dan dipangkas pada Hari Raya Idul Adha dalam suatu upacara. Masyarakat adat Ternate menyebut mahkota dalam bahasa daerah “STAMPA”.

3. Rumah Adat Sasadu
Adalah nama rumah tradisional di Maluku Utara, rumah in digunakan masyarakat Sahu dan Jailolo sebagai tempat upacara adat pada saat panen tiba dan tempat musyawarah/rapat masyarakat setempat.


4. Masjid Sultan Ternate

Dibangun pada tahun 1606 saat berkuasanya Sultan Saidi Barakati kemudian dilanjutkan oleh Sultan Musafar dan dirampungkan oleh Sultan Hamzah pada tahun 1648 dengan komposisi bahan yang terbuat dari susunan batu sedangkan perekatnya digunakan campuran kulit kayu pohon kalumpang, dengan bangunan bentuk segi empat, dimana atapnya mengadopsi bentuk tumpang limas dan tiap tumpang dipenuhi terali terukir 360 buah sesuai dengan jumlah hari dalam satu tahun. Masjid ini terletak di bagian utara kota Ternate tepatnya kurang lebih 100 meter dari Kedaton Sultan Ternate.

5. Masjid Sultan Tidore
Adalah salah satu bentuk bangunan mesjid yang menggambarkan kejayaan kesultanan Tidore dimasa lampau dan keempat kesultanan Islam yang ada di Maluku Utara.


6. Tarian Coka Iba

Adalah suatu bentuk upacara tradisional ritual yang dilaksanakan pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini sangat menarik untuk dilestarikan karena bermakna religius. Biasanya upacara ini dilaksanakan didalam mesjid dengan cara berzikir dimulai dari waktu magrib sampai dengan waktu subuh dan dilanjutkan dengan tari-tarian dengan menggunakan kostum yang bersimbol mahluk-mahluk hidup dimuka bumi.

7. Tarian Soya-Soya
Tarian ini berlatarbelakang peristiwa dalam sejarah Ternate, semasa pemerintah Sultan Babullah (1570-1583), yaitu tatkala Sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela (Santo Paolo Pedro) untuk mengambil jenasah ayahnya, Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis di dalam benteng tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.

8. Tarian Dana-Dana
Salah satu tarian khas Maluku Utara yang biasanya ditarikan pada saat hajatan berupa acara perkawinan atau pesta rakyat. Keunikannya tari ini didominasi oleh gerakan-gerakan yang dinamis mengikuti irama musik berisi pantun bertemakan percintaan.


9. Tarian Gala

Tarian ini dilakukan sesudah prosesi acara Joko Kaha (istilah dalam bahasa daerah yang berarti injak tanah) pada saat penyambutan tamu kehormatan yang disertai pengalungan bunga. Tarian gala merupakan manifestasi dari rasa sukacita masyarakat di daerah ini atas kehadiran tamu yang berkunjung. Dan pada suasana lain tamu juga diajak ikut menari bersama.

10. Musik Gala
Adalah jenis musik tradisonal masyarakat Maluku Utara terutama Ternate, Tidore, Bacan dan Halmahera. Dengan alat musik yang terdiri dari tifa, rebana, maruas (sejenis alat tabuh dengan kedua sisi ditutupi kulit), suling, gong serta fiol (sejenis biola dengan bentuk khas) sehingga menghasilkan harmonisasi bunyi yang sangat indah untuk mengiringi tarian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar