Kamis, 05 November 2009

Alam Ternate Mengagumkan Bahkan Kalahkan Bali

Daerah Maluku Utara (Malut) sangat eksotik (indah dan menawan). Demikian kesan pertama yang dirasakan Presiden Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat saat pertama kaki menginjak kaki di Kota Ternate, Senin (27/7) kemarin. Irwan mengaku cukup kagum dengan keindahan laut, pantai dan kondisi alam di wilayah Provinsi Malut dan Kota Ternate khususnya, yang masih jernih bahkan menghalahkan keindahan laut dan pantai
di Bali.
Irwan Hidayat datang didampingi Nanik sebagai PR Manager, Arijanto, Rezyani dan Yuni R selaku sekretarsinya, juga artis sekaligus bintang iklan Kuku Bima Energi, salah satu produk unggul PT Sido Muncul, Donny Kusumah. Tujuan kehadirannya ke Kota Ternate adalah membawa misi sosial, yakni mengunjungi korban kebakaran di Kelurahan Makassar Timur, sekaligus memberikan bantuan kepada para korban. Sebelum mengunjungi korban kebakaran, Big Bos PT Sido Muncul bersama rombongan ini menyambangi Kantor Redaksi Harian Malut Post, di Kelurahan Takoma. Rombongan Sido Muncul ini diterima langsung oleh Pimpinan
Redaksi (Pimred) Malut Post Tauhid Arif didampingi para awak redaksi. alam pertemuan singkat dengan awak redaksi Malut Post, Irwan Hidayat mengumbar kekagumannya terhadap potensi dan kondisi daerah Malut. ”Jujur, saya sangat kagum dengan daerah ini. Saya sudah jalan kemana-mana mengunjungi sejumlah negara dan daerah-daerah di Indonesia termasuk Bali, namun ketika saya melihat pantai dan alam di Maluku Utara ini saya langsung mengagumi, karena masih begitu jernih, indah. Daerah ini begitu eksotik.

Makanya menurut saya cocok dijadikan daerah wisata; ujar Irwan dengan mimik serius.
Irwan mengaku selama ini mengenal nama Maluku Utara, Ternate dan Tidore melalui catatan sejarah, serta lembar uang seribu rupiah. Kini impiannya terwujud, ia pun dapat menginjakkan kakinya di negeri Moloku Kieraha ini.

Luar biasa. Ini sebuah keberuntungan bagi masyarakat di sini. Malut ini seperti naga yang sedang tidur. Hutannya masih bagus, airnya masih bersih, jernih, kalau di daerah Jawa tiap-tiap lereng sudah ditanami tanaman semisalnya jagung dan sejenisnya sehingga tidak ada lagi daerah-daerah resapan air, akibatnya banjir dan lainnya katanya.Ia menilai dengan keindahan laut dan pantai di Malut ini bisa dikembangkan menjadi daerah wisata. Salah satu kuncisukses investasi di daerah bisa berkembang, kata dia, adalah kerukunan. Daerah ini harus benar-benar rukun sehingga memberikan rasa kenyamanan kepada investor. Daerah harus cari orang yang membuang uang di sini ujarnya.

Untuk dapat mewujudkan itu, kata dia, Malut khususnya Ternate harus membangun akses langsung dengan Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata bagi turis. Mengenai akses, Irwan nampak mengkritisi penerbangan Jakarta-Ternate yang hanya dilalui oleh pesawat-pesawat
yang dinilainya kurang nyaman. ”Karena pesawat-peawat yang digunakan rata-rata pesawat yang sudah lama. Ini adalah kendala tersendiri bila ada wisatawan yang ingin mengunjungi Ternate. Karena semua pasti butuh kenyamanansaat penerbangan, tandas Irwan.
Ia lantas membandingkan dengan daerah lain. Bila ingin berkunjung ke daerah tersebut, cukup membutuhkan waktudua sampai tiga jam. Karena akses penerbangan langsung. Namun untuk mengakses ke Ternate, harus membutuhkan waktu lebih dari lima jam. Olehnya, dia mengusulkan pemerintah daerah setempat dapat memperhatikan kenyamanan aksesbilitas penerbangan di daerah, termasuk membuka akses penerbangan langsung Ternate-Bali dan sebaliknya sebagai daerah tujuan wisata bagi turis mancanegara. ”Harus buka akses Ternate-Bali, saranya. Pada kesempatan itu, tak lupa Irwan juga mengisahkan keluh-kesah membangun usaha produk jamu Sido Muncul. Sejak tahun 1970-an, ia jatuh-bangun menjual produknya.Waktu itu (tahun 70-an), karyawan saya hanya tiga orang, tapi sekarang ini sudah kurang lebih 3.500 karyawan,” bebernya. Hal utama yang ia lakukan adalah menanamkan rasa kepercayaan orang terhadap produk Sido Muncul. Setidaknya ada
sekitar 100 lebih produk Sido Muncul. Tapi yang dipromosikan adalah Tolak Angin dan Kuku Bima Energi. Saya mengubah pola pemasaran, yaitu dengan menjual kepercayaan. Bahwa ini adalah produk dalam negeri yang memiliki khasiat dan sudah teruji, menyaingi produk-produk dari Cina sekalipu.

Paradigma Penataan Kota Bahari

Apa yang terbayang dalam benak anda mengenai Kota Ternate? Pulau kecil dengan hasil bumi berupa rempah-rempah pala dan cengkeh, ataukah Kesultanan Ternate yang termasyur sejak ratusan tahun yang lalu ? Pernahkah terbayang oleh Anda, bahwa Pulau Ternate yang sekarang menjadi Ibu kota Maluku Utara, prosentase lautnya jauh lebih besar dari daratnya? Pemandangan tepi pantainya yang mempesona dengan kilau bening Tidore dan siluet nyiur sampai dermaga, serta deretan arsitektur heritage dengan benteng-benteng Portugis dan Belanda yang berjajar di tepi pantai adalah pemandangan eksotik yang Anda akan temui jika Anda berkesempatan mengunjungi kota ini. Yang menjadi pertanyaan….,mengapa semua potensi kelautan tersebut tidak menjadi primadona pengembangan di wilayah ini?

Jika Anda berkesempatan mempelajari lebih jauh mengenai kota Ternate, maka Anda menemui untaian masalah yang melingkupi keindahan panorama kota legenda ini. Urbanisasi penduduk yang tidak terkendali, memaksa kota bertumbuh secara semrawut dan tak terkendali. Permukiman kumuh padat penduduk, pencemaran laut berupa penimbunan sampah akibat tidak adanya instalasi pengelolaan limbah (IPAL), berpotensi untuk menyebabkan hilangnya pemandangan eksotik dan penurunan stok sumberdaya ikan di sekitar perairan kawasan ini. Kejadian-kejadian tersebut menjadi gurita masalah yang tidak jelas ujung pangkalnya.

Fenomena ini memaksa Pemerintah Kota Ternate untuk membuat “Waterfront City Concept for Kota Ternate”. Apakah itu “Waterfront City (WFC) Concept” atau yang lazim kita sebut kota pantai ? Konsep kota pantai (WFC) dapat didefinisikan sebagai konsep pengembangan kawasan dengan dukungan aksesibilitas, arus urbanisasi dan sumberdaya alam yang mendukungnya. Konsep WFC diharapkan dapat memberikan acuan pembangunan kawasan pesisir dengan berorientasi bahari, bukan sekedar pembangunan fisik semata akan tetapi juga pola pikir semua stake holder sehingga terciptanya sense of belonging yang tinggi. Melalui konsep ini diharapkan akan mendukung penguatan kelembagaan masyarakat lokal, meningkatkan ekonomi kerakyatan, dan pada muaranya akan menciptakan sinergisitas pembangunan di daratan dan di lautan untuk kepentingan bersama.

Potensi dan permasalahan yang terjadi di Kota Ternate, diurai menjadi kegiatan-kegiatan utama, dengan akses dan paradigma bahari. Pengelolaan lingkungan dan sampah, pengelolaan pelabuhan, penataan pemukiman tepi pantai dan nelayan, pengembangan kawasan khusus (seperti kawasan masjid, boulevard, community space, market centre) dan pengembangan wisata bahari menjadi rangkaian kegiatan yang dicanangkan dalam konsep pengembangan kota pantai ini. Kegiatan tersebut pelaksanaannya dirangkai dalam sembilan kawasan prioritas, kawasan cepat tumbuh, kawasan trigger ekonomi, kawasan aman atau definisi kawasan lainnya yang terdapat dalam RTRW dinamai Bagian Wilayah Kota (BWK) 1 dan 2; dari Dufa-dufa, dermaga kedaton, boulevard, masjid, sampai Pelabuhan Bastiong dan Kastela.

Perlu ditegaskan kembali, konsep WFC bukan semata-mata hanya berkaitan dengan pembangunan fisik, akan tetapi berkaitan pula dengan penerapan paradigma berpikir serta integrasi seluruh stake holders. Solusi parsial tak saja tidak akan pernah efektif dan cenderung menimbulkan biaya yang tinggi. Namun dengan integrasi semua pihak, kota berbasis bahari yang diidamkan akan tercapai.

Kunci lain untuk menjamin kesuksesan konsep WFC adalah kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Apalah arti angka-angka grafik ekonomi yang menjulang, kalau “kue” hanya dinikmati segelintir orang. Lebih baik diperoleh hasil sedikit tapi dapat memberikan senyum yang lebar bagi semua lapisan masyarakat. Dengan memberikan tambahan pengetahuan, meningkatkan kesempatan dan ikut serta memutuskan pembangunan bahari, niscaya akan diperoleh rasa Ikut memiliki, menjaga dan meningkatkan pembangunan kota eksotik ini.

Sumber : http://spatzi.wordpress.com/2008/09/21/paradigma-penataan-kota-bahari-waterfront-city-kota-ternate/

Paradigma Penataan Kota Bahari : Waterfront City Kota Ternate

Sejarah Pemerintahan Ternate 1252 -1999

Sejarah pemerintahan di Ternate diawali pada tahun 1257 pada masa terbentuknya kerajaan Moloku di bawah kekuasaan BAAB Mansur Malamo. Berdasarkan Zelf Bestuur Regeling 1938. Ternate merupakan bagian dari 4 (empat) Swapraja di Daerah Maluku Utara disaping Tidore, Jailolo dan Bacan. Pada masa kesultanan Ternate, struktur Pemerintahan telah tergambar dengan jelas di mana dalam kesultanan dibagi atas beberapa Distrik .Setiap Distrik dikepalai oleh seorang Distrik Hoofd yang membawahi beberapa Ender Distrik Setiap Ender Distrik dikepalai oleh seorang Ender Distri Hoofd. Dalam mekanisme penyelenggaraan pemerinta pada saat itu seorang Distrik Hoofd dan Ender Distrik Hoofd diangkat dan diberhentikan oleh Sultan. Rakyat mengenal sebutan-sebutan tersebut dengan “Sangadji” yang membawahi kampung-kampung dengan “Mahimo” sebagai kepalanya. F. S. A. de CLERCQ dalam bukunya BIJDRAGEN TOT DE KENNIS DER RESIDENTIE TERNATE terdapat 3 fase pemerintahan dengan dimasa kerajaan Ternate yaitu :

1257 – 1486 , berdirinya Kerajaan – Kerajaan dengan beberapa Kepala Pemerintahan Kerajaan tertentu di Ternate dan Tidore
1486 – 1817 , masuknya Agama Islam dan tampilnya Sultan pertama sampai berakhirnya Pemerintah sementara Inggris
1817 – 1888 , peralihan kekuasaan Belanda
Kaicil MASHUR MALAMO 1257 – 1277 adalah pemimpin Kerajaan pertama dengan menggunakan titel Kolano. bertempat tinggal di Sampalu, Gamlamo Tua. Kaicil JAMIN , 1272 – 1284 Kaicil KAMALU , 1284 – 1298 Kaicil BAKUKU , 1284 – 1304 Pada masa Pemerintahannya, pusat pemerintahan kerajaan dipindahkan ke Foramadiahe Kaicil NGARA MALAMO , 1304 – 1317 Kaicil PATSARANGAH MALAMO , 1317 – 1322 Kaicil SIDANG ARIF MALAMO, 1322 – 1331 Kempat Kerajaan Maluku menyetujui suatu Perserikatan berdasarkan persekutuan Moti ( Moti Verbond ).Pada masa ini banyak orang Jawa dan Arab berdiam di Ternate.
Kaicil PAJIMALAMO, 1332–1332 Kaicil SAH ALAM , 1332 – 1343 Ia memasukkan Pulau Makian di bawah kekuasaan Kerajaan Ternate Kaicil TULU MALAMO ,1343 – 1347 Perjanjian Moti dibatalkan. Kaicil KIE MABIJI , 1347 – 1350 Kaicil NGOLO MACAHAYA ,1350 – 1357 Kaicil MAMOLO , 1357 – 1372 Kaicil GAPI MALAMO I , 1359 – 1372 Kaicil GAPI BAGUNA I , 1372 – 1377 Putra tertuanya kawin dengan Putri Kerajaan Jailolo dan dengan demikian menjadi ahli waris Kerajaan ini. Kaicili KAMALU 1377 – 1432 Kaicil SIN ( GAPI BAGUNA II ) 1432 – 1465 Kaicil MARHOEM 1465 – 1486 Putranya adalah Sultan ZAINAL ABIDIN.

1486 – 1817 , masuknya Agama Islam dan tampilnya Sultan pertama sampai berakhirnya Pemerintah sementara Inggris
1 4 8 6 ZAINAL ABIDIN, Sultan Ternate pertama. Ia pergi ke Jawa berguru dan memperoleh ajaran Agama Islam dari Sunan Giri. Menurut beberapa sumber, ia wafat ketika dalam perjalanan pulang, sedangkan sumber lain mengatakan bahwa ia memerintah hingga akhir abad 15.
1 5 0 0 KAICIL LELIATUR Sultan Ternate yang ke II. Ia mewajibkan seluruh kaula Kerajaan berpakaian yang pantas dan harus menikah menurut hukum Islam..
1 5 3 5 KAICIL HAJOER atau HAIRUN, Sultan Ternate ke-3. Dalam daftar Raja – Raja Arab, Ia tercatat memerintah dari tahun 1538 – 1565. Penulis Portugis menyebutkan Aciro.
1 5 7 0 SULTAN HAIRUN, atas perintah Wali Negeri de Mesquita dibunuh dalam Benteng oleh Portugis. BABULLAH DATU SAH, Sultan Ternate ke – 4. Babullah disebut sebagai Penguasa 72 Pulau, walaupun di Ternate sendiri sebutan ini tidak dikenal.Dibawah kekuasaan Sultan ini, Kerajaan – Kerajaan Ternate membentang : Di bagian Selatan sampai Bima Di bagian Barat sampai Makassar Di bagian Timur sampai Banda Di bagian Utara sampai Mindanao.
1 5 8 4 SAIFUDDIN, Sultan Ternate ke – 5. Dilahirkan sekitar tahun 1563 dan tinggal dengan Ayahnya di –Benteng Gamlamo.
1 6 0 7 KORNELIS MATELIEF DE JONGE, tiba di Ternate dan membangun Benteng di tempat bernama-Malajoe ( Fort Oranje ). Pada 26 Juni Ia mengadakan perjanjian dengan Mudaffar bahwa untuk bantuannya melawan Spanyol, Ia memperoleh monopoli perdagangan rempah – rempah.Menurut catatan Valentijn ( I B hal. 224 ) bahwa pada 1610, Mudaffar dinobatkan sebagai Sultan Ternate ke -6.Gerard Gerardzoon Van Der Buis diangkat sebagai Ketua suatu Dewan yang terdiri dari 8 orang untuk mendampinginya
1 6 2 7 Sultan Mudaffar Wafat. Kaicil Hamzah, Sultan Ternate ke –7
1 6 4 8 MANDARSYAH, Sultan Ternate ke-8
1 6 7 5 . . KAICIL SIBORI Amsterdam, Sultan Ternate ke-9.Menurut Van Der Crab, Sultan ini memerintah hingga tahun 1691, tetapi menurut Valentijnhanya sampai 1910. Pada tahun 1675, Ia mengurus seorang Duta ke Batavia, dan dengan Duta ini Pemerintah Tertinggi Belanda mengadakan perjanjian tanggal 7 Januari 1676 dan pada 12 Oktober.
1 6 9 2 KAICIL TOLOKO, Sultan Ternate ke-10.Menurut Van Der Crab, titel Sultan ini adalah : Said Fathullah. Sultan ini berkuasa hingga 1714.
1 7 1 4 RAJALAUT, Sultan Ternate ke-11 Sultan ini berkuasa sampai tahun 1751 (1165 H ). .
1 7 5 1 KAICIL OUTHOORN INSAH, Sultan Ternate ke-12. Setahun kemudian (1 7 5 2 ) terjadi penyatuan Makian dan Kesultanan Ternate ( Perjanjian 4 juni )
1 7 5 4 SAHMARDAN, Sultan Ternate ke-13. .
1 7 6 3 ZWAARDEKROON, Sultan Ternate ke-14 .
1 7 7 7 KAICIL ARUNSAH, Sultan Ternate ke-15 .

……………………………………., Sultan Ternate ke 16
1 7 9 6 Sarka atau Sarkan, Sultan Ternate ke-17.
1 8 0 1 MOHAMMAD YASIN, Sultan Ternate ke-18.
1 8 0 7 MOHAMMAD ALI, Sultan Ternate ke-19.Perjanjian Belanda dengan Sultan ini ditandatangani di Benteng Oranye, tanggal 16 Mei 1807. Butir dan pasal 14 perjanjian berbunyi : “ Sultan dan Pembesar – Pembesar Kerajaan berjanji akan tetap setia, pada pelindung mereka, Kompeni Hindia Timur Belanda ( Nederland Indische Companie ) dan setiap tahun akan mengirim 2 budak laki-laki, 2 budak perempuan, 10 ekor burung Kakatua dan 10 ekor burung Nuri berkepala merah.Perjanjian ini pada akhirnya tidak di tepati Ternate.Pemerintah Belanda memperoleh berita, bahwa pada 1806 di Negeri Belanda, Republik Bataaf di Negara itu telah bertukar dengan Kekaisaran Perancis.

Kamis, 08 Oktober 2009

WISATA SEJARAH

1. Benteng Oranye
Dibangun pada tahun 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge (Belanda) dan diberi nama oleh Francois Witlentt path tahun 1609. Benteng oranye ini semula berasal dari bekas sebuah benteng tua yang dibangun oleh Bangsa Portugis dan dihuni oleh orang Melayu sehingga diberi nama benteng Melayu. Dalam benteng ini pernah menjadi pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda (Gubernur Jenderal) VOC Pieter Both, Herarld Reyist, Laurenz Reaal dan J.C Coum. Di benteng ini pula Sultan Mahmud Badarudin II (Sultan Palembang) diasingkan di Ternate pada tahun 1822 hingga meninggal dunia pada tahun 1852 dan makamnya terletak di perkuburan islam di sebelah barat kelurahan Kalumpang Ternate. Letak benteng ini berada di pusat kota dengan kondisi fisik masih utuh, di dalam benteng ini sekarang ditempati oleh kesatuan POLRI dan Angkatan Darat.

2. Benteng Kalamata
Sering disebut Benteng Santa Lucia atau juga disebut benteng Kayu Merah. Benteng ini semula dibangun oleh Piyageta atau Portugis pada tahun 1540 kemudian dipugar oleh Pieter Both, bangsa Belanda pada tahun 1609. Pada tahun 1625 benteng ini pemah dikosongkan oleh Geen Huigen Schapen. Benteng yang dikosongkan ini kemudian diduduki oleh bangsa Spanyol hingga tahun 1663 setelah diduduki oleh Belanda. Benteng ini diperbaiki oleh Mayor Von Lutnow pada tahun 1799. Nama benteng Kalamata diambil dari nama seorang Pangeran Ternate yang meninggal dunia di Makassar pada bulan Maret tahun 1676. Benteng ini terletak di sebelah selatan pusat kota Ternate dan berjarak 3 km dan dapat dicapai oleh kendaraan darat. Kondisi fisik benteng ini sekarang sangat baik karena selesai dipugar tetapi tampaknya nilai keasliannya telah diubah karena ada kesan seperti bangunan baru.


3. Benteng Bernaveld
Terdapat di Desa Labuha Kec. Bacan yang menurut tokoh masyarakat setempat benteng tersebut dibangun oleh bangsa Portugis pada akhir abad XV yang hingga kini kondisi fisiknya 7O% masih baik.

4. Benteng Tolukko
Semula dibangun oleh Fransisco Serao, seorang berkebangsaan Portugis, pada tahun 1540 kemudian direnovasi oleh Pieter Both, bangsa Belanda, pada tahun 1610. Benteng ini sering disebut benteng Holandia atau Santo Lucas, yang terletak di bagian utara kota Ternate. Benteng ini oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1661 mengizinkan Sultan Mandarsyah untuk menempatinya dengan kekuatan pasukan sebanyak 160 orang. Benteng ini berada di Kel.Dufa-Dufa yang berjarak ±3 km dari pusat kota Ternate dan dapat dicapai dengan kendaraan darat. Kondisi benteng saat ini baik, karena baru saja dipugar, walaupun cara pengerjaannya masih kurang memuaskan sebagai suatu benda peninggalan sejarah masa lalu.

5. Benteng Kotanaka
Dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke 18. Letaknya disamping kanan sebelah utara Kedaton Sultan Tenate, diatas sebuah bukit. Benteng ini diberi nama sesuai nama sebuah mata air yang berada di sekitarnya. Fungsi dari benteng ini adalah untuk mengawasi gerak-gerik Sultan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan untuk pertahanan Belanda. Kondisi benteng ini hanya bekasnya saja dan telah ditumbuhi pepohonan dan rumput.

6. Benteng Dever Lacting
Di pusat kota Kec. Sanana (Desa Mangon) tepatnya didekat pelabuhan ada sebuah benteng peninggalan penjajahan bangsa Belanda, nama benteng tersebut adalah Dever Lacting Acting luasnya sekitar 2750 m² dengan ukuran 50 X 55 m², benteng ini didirikan pada tahun 1652 oleh seorang berkebangsaan Belanda, Victor Moll nama pendirinya. Sebagaimana benteng-benteng lain, benteng ini pun telah mengalami kerusakan, volume kerusakannya diperkirakan sekitar 60%.

7. Meriam Antik dan Bunker
Tepatnya di Desa Kusu Kec. Kao terdapat sebuah lapangan terbang dan 4 buah meriam antik beserta sebuah bunker bekas peninggalan bala tentara Jepang pada Perang Dunia II sekitar tahun 1942. Di lokasi ini pula pernah dikunjungi oleh wisatawan Jepang dalam bentuk rombongan untuk berjiarah.

WISATA ALAM

1. Pulau Dodola
Pulau ini tidak berpenghuni, terletak didepan Daruba, Morotai Selatan sekitar 5 km. Kedua pulau ini dikelilingi oleh pasir putih yang panjangnya 16 km, dapat dicapai dengan motor lokal dari Daruba. Selain pulau Dodola, terdapat juga pulau-pulau kecil lainnya yang tak kalah menariknya seperti pulau Kokoya, Ngele-ngele, Gab-gab yang terletak disekitar pulau Dodola.

2. Pantai Manaf
Salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Sanana. Lokasi pantai terletak kurang lebih 11 km sebelah selatan dari ibukota kecamatan.

3. Danau Duma dan Makete
Terletak di sebelah utara Kec. Galela Kab. Halmahera Utara tepatnya di lokasi agro perkebunan pisang calvendis. Lokasi ini dapat dicapai dengan berbagai jenis kendaraan dari ibukota kecamatan dengan jarak 8 km.

4. Danau Ngade dan Danau Tolire
Dapat dijumpai di pulau Ternate. Di sekeliling danau terdapat panorama alam yang menarik seperti tebing, tumbuh-tumbuhan air. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum selama 20 menit dan pusat kota.

5. Kepulauan Kayoa
Terdapat gugusan kepulauan yang sangat menarik perhatian para wisatawan karena dihampir setiap pulau memiliki berbagai jenis karang yang indah dan biota laut serta berbagai jenis ikan yang jumlahnya cukup banyak. Di gugusan kepulauan ini, pulau yang paling sering dikunjungi wisatawan adalah pulau Lelei dan Gura Ici karena disekitar pulau ini memiliki pasir putih yang halus dan taman laut yang indah.

6. Air Terjun Cibi Cebi
Dengan ketinggian 14 meter mengalir ke sungai Waci dan bermuara ke pantai antara dua desa yaitu desa Waci dan Petelei, Kab. Halmahera Timur. Untuk mencapai air terjun menempuh jarak ± 7km dari Waci dengan menggunakan perahu bermotor dalam waktu 30 menit. Buaya, Gurame dan Bandeng adalah penghuni sungai Waci.

7. Pulau Maitara dan Tidore
Pulau Maitara adalah salah satu pulau dengan panorama indah yang terletak antara Pulau Tidore dan selatan Pulau Ternate dimana sebagian lingkaran pantai berpasir putih dan terhampar didepannya alam bawah laut dengan keanekaragaman ikan serta karang yang masih terpelihara dengan balk. Pulau ini dapat dijangkau dengan speed boat hanya 10 menit dari pelabuhan bastiong Ternate.
Pulau Tidore penuh dengan wisata petualangan mendaki gunung berapi Kiematubo (1.730 m). Gunung yang belum banyak dirambah orang ini menawarkan petualangan yang mengasyikkan . Ada juga Desa Gurubunga yang alamnya sangat indah, tenang dan asri, serta Desa Topo untuk agrowisata.

8. Pulau Bobale
Terdapat di Kecamatan Kao dan memiliki pasir putih yang halus dan indah akan lebih menarik setelah berenang dan menyelam menikmati karang serta peninggalan PD II.

9. Pantai Kupa-kupa dan Luari
Terletak di Tobelo, Halmahera Utara. Memiliki pasir putih dan laut yang bersih dengan keindahan taman lautnya. Dapat ditempuh dengan transportasi umum. Selain kedua pantai tersebut didepan kota Tobelo dapat dijumpai pulau Kakara, Tagalaya dan Tupu-Tupu yang memiliki pasir putih dan taman laut yang indah.


10. Pulau Makian
Adalah salah satu pulau yang pernah diduduki oleh bangsa Portugis karena hasil cengkih. Pulau ini juga memiliki gunung api yang bernama Kie Besi. Juga terdapat beberapa tempat wisata seperti air panas di desa Pawate, bentangan pasir yang bersih dan keindahan alam bawah laut, serta keindahan gunung Kie besi.


11. Pulau Sambiki

Salah satu pulau diantara gugusan Kepulauan Obi dengan keindahan pantai pasir putih yang mengitari pulau serta keindahan alam lautnya yang sangat menarik. Pulau ini pernah dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dengan kapal pesiar tahun 2001 lalu.

12. Pantai Cobo
Terletak di sebelah utara Pulau Tidore yang terkenal dengan keindahan pantainya. Dari tempat ini dapat dilihat pulau-pulau lain disekitarnya seperti Halmahera.

13. Pulau Zum-Zum
Terletak di depan kota Daruba, Morotai Selatan jarak kira-kira 2 km, sebuah pulau kecil dengan pasir putih yang indah. Di pulau ini juga sebagai tempat peristirahatan Jenderal MC Arthur, pimpinan pasukan Sekutu pada perang dunia II. Hingga saat ini masih dijumpai sisa-sisa peninggalan perang.

14. Pulau Mare
Pasir putih Pulau Mare bagian dari harmonisasi yang nyaris sempurna dan pasti membuat wisatawan berdecak kagum menginjakan kaki di tempat ini. Betapa tidak sebuah destinasi dengan kemilau pasir putih dan terhampar didepannya alam bawah laut yang kaya akan aneka ragam jenis ikan dan terumbu karang aneka warna yang kesemuanya tampak alami. Lokasi ini kira-kira 4 mil sebelah selatan pulau Tidore dan sangat mudah dijangkau dengan menggunakan speed boat dari pelabuhan Tomalou Tidore .

WISATA BUDAYA

1. Kedaton Sultan Ternate
Dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali diatas bukit Limau Santosa dengan luas areal 44.560 m2. Berbentuk segi delapan dengan dua buah tangga terutama pada sisi kiri dan kanan depannya. Bangunan ini menggambarkan seekor singa yang sedang duduk dengan dua kaki depan menopang kepalanya. Didalam kedaton tersimpan benda-benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah antara lain mahkota, Al-qur’an tulisan tangan yang tertua di Indonesia serta berbagai peralatan perang. Di depan istana terhampar lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.

2. Mahkota Sultan Ternate
Mahkota dengan sejumlah perhiasan batu permata, emas, perak, intan, berlian mira, zamrud akik dan shafir, mempunyai keunikan rambutnya selalu bertumbuh dan dipangkas pada Hari Raya Idul Adha dalam suatu upacara. Masyarakat adat Ternate menyebut mahkota dalam bahasa daerah “STAMPA”.

3. Rumah Adat Sasadu
Adalah nama rumah tradisional di Maluku Utara, rumah in digunakan masyarakat Sahu dan Jailolo sebagai tempat upacara adat pada saat panen tiba dan tempat musyawarah/rapat masyarakat setempat.


4. Masjid Sultan Ternate

Dibangun pada tahun 1606 saat berkuasanya Sultan Saidi Barakati kemudian dilanjutkan oleh Sultan Musafar dan dirampungkan oleh Sultan Hamzah pada tahun 1648 dengan komposisi bahan yang terbuat dari susunan batu sedangkan perekatnya digunakan campuran kulit kayu pohon kalumpang, dengan bangunan bentuk segi empat, dimana atapnya mengadopsi bentuk tumpang limas dan tiap tumpang dipenuhi terali terukir 360 buah sesuai dengan jumlah hari dalam satu tahun. Masjid ini terletak di bagian utara kota Ternate tepatnya kurang lebih 100 meter dari Kedaton Sultan Ternate.

5. Masjid Sultan Tidore
Adalah salah satu bentuk bangunan mesjid yang menggambarkan kejayaan kesultanan Tidore dimasa lampau dan keempat kesultanan Islam yang ada di Maluku Utara.


6. Tarian Coka Iba

Adalah suatu bentuk upacara tradisional ritual yang dilaksanakan pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini sangat menarik untuk dilestarikan karena bermakna religius. Biasanya upacara ini dilaksanakan didalam mesjid dengan cara berzikir dimulai dari waktu magrib sampai dengan waktu subuh dan dilanjutkan dengan tari-tarian dengan menggunakan kostum yang bersimbol mahluk-mahluk hidup dimuka bumi.

7. Tarian Soya-Soya
Tarian ini berlatarbelakang peristiwa dalam sejarah Ternate, semasa pemerintah Sultan Babullah (1570-1583), yaitu tatkala Sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela (Santo Paolo Pedro) untuk mengambil jenasah ayahnya, Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis di dalam benteng tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.

8. Tarian Dana-Dana
Salah satu tarian khas Maluku Utara yang biasanya ditarikan pada saat hajatan berupa acara perkawinan atau pesta rakyat. Keunikannya tari ini didominasi oleh gerakan-gerakan yang dinamis mengikuti irama musik berisi pantun bertemakan percintaan.


9. Tarian Gala

Tarian ini dilakukan sesudah prosesi acara Joko Kaha (istilah dalam bahasa daerah yang berarti injak tanah) pada saat penyambutan tamu kehormatan yang disertai pengalungan bunga. Tarian gala merupakan manifestasi dari rasa sukacita masyarakat di daerah ini atas kehadiran tamu yang berkunjung. Dan pada suasana lain tamu juga diajak ikut menari bersama.

10. Musik Gala
Adalah jenis musik tradisonal masyarakat Maluku Utara terutama Ternate, Tidore, Bacan dan Halmahera. Dengan alat musik yang terdiri dari tifa, rebana, maruas (sejenis alat tabuh dengan kedua sisi ditutupi kulit), suling, gong serta fiol (sejenis biola dengan bentuk khas) sehingga menghasilkan harmonisasi bunyi yang sangat indah untuk mengiringi tarian.

Sejarah

Zaman Kemerdekaan

[sunting] Orde Lama

Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya sebagai karesidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten).

Upaya merintis pembentukan Provinsi Maluku Utara telah dimulai sejak 19 September 1957. Ketika itu DPRD peralihan mengeluarkan keputusan untuk membentuk Provinsi Maluku Utara untuk mendukung perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun 1956, namun upaya ini terhenti setelah munculnya peristiwa pemberontakan Permesta.

Pada tahun 1963, sejumlah tokoh partai politik seperti Partindo, PSII, NU, Partai Katolik dan Parkindo melanjutkan upaya yang pernah dilakukan dengan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) untuk memperjuangkan pembentukan Provinsi Maluku Utara. DPRD-GR merespons upaya ini dengan mengeluarkan resolusi Nomor 4/DPRD-GR/1964 yang intinya memberikan dukungan atas upaya pembentukan Provinsi Maluku Utara. Namun pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru mengakibatkan upaya-upaya rintisan yang telah dilakukan tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang kongkrit.

[sunting] Orde Baru

Pada masa Orde Baru, daerah Moloku Kie Raha ini terbagi menjadi dua kabupaten dan satu kota administratif. Kabupaten Maluku Utara beribukota di Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah beribukota di Soa Sio, Tidore, dan Kota Administratif Ternate beribukota di Kota Ternate. Ketiga daerah kabupaten/kota ini masih termasuk wilayah Provinsi Maluku.

[sunting] Orde Reformasi

Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul pemikiran untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi.

Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negera Nomor 3895).

Dengan demikian Provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate, dan Kabupaten Maluku Utara.

Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Sula Kepulauan, dan Kota Tidore.

Maluku Utara

Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi yang biasa disingkat sebagai Malut ini terdiri dari beberapa pulau di Kepulauan Maluku.

Ibukota sementara provinsi ini adalah Ternate. Sofifi, yaitu sebuah kelurahan di kecamatan Oba Utara, adalah ibukota definitif provinsi Maluku Utara. Rencananya setelah infrastruktur pemerintahan dan fasilitas lainnya dibangun, aktivitas pemerintahan akan dipindahkan dari Ternate ke daerah ini.


Kondisi Geografis

Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km². Sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km² (23,73%) adalah daratan.

[sunting] Pulau-Pulau

Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil. Pulau yang dihuni sebanyak 64 buah, yang tidak dihuni sebanyak 331 buah.

Revisi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Kota Ternate

KabarIndonesia - Sumber sampah terbesar di kota Ternate berasal dari sampah rumah tangga (51%) dengan produksi sampah rumah tangga setiap harinya mencapai lebih dari 2-4 kg/rumah. Teknis penarikan retribusi sampah untuk wilayah Kota Ternate sendiri saat ini dilaksanakan oleh pihak PDAM Kota Ternate yang pada intinya retribusi sampah hanya dikenakan pada setiap warga yang mempunyai rekening air, sedangkan yang tidak memiliki rekening air tidak ditagih retribusi sampah, padahal kondisi sampah rumah tangga terus mengalami peningkatan beriring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan makin luasnya kawasan pemukiman penduduk.

Menurut Kepala Dinas Kebersihan Kota Ternate, Wahab Ibrahim SH, meskipun penyelenggaraan pengelolaan sampah adalah domain pelayanan publik oleh pemerintah daerah dan saat ini masih terbangun anggapan bahwa timbulan sampah adalah urusan Pemda/Dinas Kebersihan, namun dilihat dari target retribusi sampah untuk tahun 2008 meskipun ada peningkatan tetapi jika dibandingkan dengan target pencapaian dan operasional pengelolaan sampah, sungguh sangat jauh berbanding terbalik. Artinya, operasional pengelolaan sampah masih jauh lebih besar dari hasil retribusi sampah yang dihasilkan.

“Kendala bagi kami adalah kesadaran masyarakat kota yang secara keseluruhan masih dalam skala rendah dalam hal membuang sampah pada tempat-tempat yang telah disediakan, sedangkan petugas sampah hanya melayani pengangkutan pada tempat-tempat yang telah ditentukan. Manajemen pengelolaan sampah saat ini memang tidak lagi efektif untuk kondisi saat ini. Teknis penarikan retribusi masih terpusat di PDAM dan layanan pengangkutan belum optimal. Akan ada penyempurnaan sistem pengelolaan sampah kota sesuai kebutuhan,” kata Wahab.

Menurutnya, rencana revisi manajemen pengelolaan sampah tersebut diantaranya adalah Sistem Pintu ke Pintu. Untuk efisiensi pengangkutan sampah, memungkinkan diserahkan ke kelurahan dengan sistem antar RT/RW. Merekrut beberapa petugas pengumpul sampah yang dibagi per RT/RW yang menangani pengumpulan sampah dari rumah ke rumah setiap hari mulai dari pukul 06.00–07.00 WIT. Tindak lanjutnya, sampah dikumpulkan di tempat pengumpulan sementara (TPS) yang lalu diangkut ke TPA oleh mobil sampah. Cara ini diharapkan berdampak positif bagi masyarakat yang mendapat pelayanan, sampah mereka akan terangkut hingga ke TPA tanpa tercecer. Teknis pembayaran retribusi akan diserahkan kepada pihak Kelurahan yang tanggung-jawab terhadap penarikan retribusi sampah di akhir atau awal bulan dan selanjutnya disetor ke kas daerah. Dengan sendirinya, maka jumlah masyarakat yang terlayani sebanding dengan jumlah masyarakat yang membayar retribusi.

Wahab menambahkan, dampak yang dihasilkan oleh sistem seperti tersebut antara lain; jumlah pelanggan objek retribusi sudah pasti (tetap) dan hanya terjadi penambahan sesuai bertambahnya jumlah rumah penduduk, hasil retribusi sampah rumah tangga dengan sendirinya dapat diukur sejauh mana tingkat keberhasilannya dari setiap kelurahan serta dapat mengurangi jumlah pengangguran saat ini.

Upaya secara terpadu dan mandiri dalam hal meminimalisasi sampah sudah semestinya dilakukan saat ini oleh masyarakat sebagai penghasil sampah. Dengan terkelolanya timbulan sampah secara cepat, efisien dan sedapat mungkin dapat menjadi nilai tambah ekonomi dan ekologis diharapkan secara tidak langsung dapat mengurangi, mencegah terlokalisirnya cemaran akibat timbulan sampah dan juga mengurangi ketergantungan kita kepada TPA (Tempat Pemrosesan Akhir Sampah).

Di lain sisi, pemerintah juga seyogyanya mengambil kepemimpinan dalam penerapan eko-efisiensi dengan memberikan teladan dalam mengelola rumah tangga pemerintahan dan dengan menggariskan kebijakan yang mendorong penerapan eko-efisiensi oleh para pengusaha dan masyarakat umum. Dalam pengelolaan rumah tangga pemerintah, biaya dan limbah dapat dikurangi dengan menghemat energi, kertas dan bahan lain. Misalnya, dengan mematikan lampu dan AC di ruang yang tidak dipakai, mengatur AC pada suhu yang tidak terlalu dingin, mematikan komputer yang tidak dipakai, menggunakan kertas pada kedua sisinya, khususnya untuk pembuatan draft dan mengguna-ulang (re-use) amplop, khususnya untuk surat intern.

Bagi pengusaha/produsen penghasil produk komersil, konsekuensi dari berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, maka pengusaha wajib ikut bertanggung jawab atas sampah-sampah yang dihasilkannya. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Ternate, Drs. A. Malik Ibrahim MTP, Berdasarkan UU No. 18 tahun 2008, maka produsen yang produknya berpotensi menjadi sampah, wajib mengelola sendiri. Pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini dapat dikenai sanksi. Dari paling ringan berupa teguran, hingga sanksi penjara. Pada Pasal 40 UU No. 18/2008 ditegaskan ancaman penjara maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp. 5 milyar bagi produsen yang mengelola sampah tidak sesuai standar.

“Segala sampah yang berpotensi merusak lingkungan, harus kembali kepada yang membuatnya,” kata Malik. (*)


Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
http://www.kabarindonesia.com/

PELAKSANAAN FORUM GABUNGAN SKPD DAN MUSRENBANG TINGKAT KOTA TERNATE TAHUN 2008

Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun RPJMD dan RKPD sebagai rencana tahunan. Penyusunan Dokumen rencana pembangunan melalui proses koordinasi antar instansi pemerintah dan proses partisipasi seluruh pelaku pembangunan dalam suatu forum musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Berdasarkan pada peraturan perundangan tersebut Pemerintah Kota Ternate mengadakan Musrenbang secara berjenjang mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD sampai pada tahap Musrenbang Kota yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2008. Musrenbang Kota adalah musyawarah stakeholder kota untuk mematangkan rancangan RKPD Kota berdasarkan Renja-SKPD hasil Forum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja-SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemutakhiran Rancangan RKPD, dengan tetap memperhatikan Plafon Anggaran 2008, serta hasil Monitoring Bappeda untuk melakukan Investigasi Kelayakan Program/Kegiatan yang di usulkan masyarakat pasca Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan.
Musrenbang Kota Ternate, mewujudkan program yang mengedepankan partisipasi masyarakat. Proses perencanaan pembangunan tahunan telah di mulai dari forum musyawarah pembangunan tingkat Kelurahan, kemudian dilanjutkan ke forum Kecamatan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang berakhir pada tanggal 24 Maret 2008.(wsp)

Kota Ternate Meraih Penghargaan Adipura Tahun 2008

Bertepatan dengan memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, Presiden Republik Indonesia menyerahkan penghargaan Kalpataru dan Adipura pada hari kamis 5 Juni 2008 di Istana Presiden Jakarta. Kota Ternate adalah salah satu kota kategori kota sedang yang menerima penghargaan Adipura. Peringkat yang digunakan berdasarkan kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil berdasarkan jumlah penduduk.

Menurut Walikota Ternate Drs.H.Syamsir Andili, Kota Ternate mempunyai potensi yang cukup besar dalam meraih kembali adipura, oleh karena itu rencana kedepan akn dibuat semacam lomba adipura di tingkat kecamatan.Hal ini dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat.Contoh konkrit terkait kesadaran masyarakt akan dibentuk semacam Satgas Kebersihan.

Eksotisme Batang Dua Punya Objek Wisata Yang Belum Dikembangkan

Bila Kita menyelusuri beberapa bagian pantai dipulau mayau batang dua, dideburan ombak yang cukup tinggi akan terlihat jelas. Karena berada ditengah lautan bebas antara Maluku Utara dan Sulawesi Utara, Ombak besar menjadi pemandangan sehari-hari warga setempat.tak tanggung0tanggung, ombak didaerah ini mencapai 1 meter lebih. Deburan ombak bisa jadikan sarana wisata air khususnya selancar air (surfing) dan selancar angin. Karena letak geografisnya, ombak tinggi hamper selalu ada dalam setiap tahun. Potensi wisata lain adalah wisata religi.tak seberapa jauh dari pelabuhan fery, tepatnya dibelakang kompleks pelabuhan, terdapat bukit setinggi kurang lebih 10 meter. Dibukit ini terdapat kuburan tua dengan batu nisan setinggih 1 meter lebih. Dua diantaranya sudah roboh tinggal 2 lagi yang tetap berdiri kokoh.Bentuk keramat ini seperti huruf L, dan sudah dipagar keliling pagar ini dibuat bersamaan dengan pembangunan pelabuhan Fery.ada cerita tersendiri waktu pelabuhan Fery dibuat. Karena alat-alat berat yang didatangkan untuk menggusur lokasi pelabuhan, tak bisa hidup.padahal alat berat ini tidak bermasalah sebelumnya. Anehnya lagi,operator alat berat selalu melihat ular melingkari dibagian tertentu alat-alat berat. Mesin canggih tersebut baru bisa beroperasi setelah diberi jampi-jampi oleh warga setempat karena itu kontraktor memberikan material secara Cuma-Cuma kepada masyarakat untuk memugar keramat tersebut.warga bergotong royong membuat pager keramat lengkap dengan pintunya.bila dilihat sepintas, dibatu nisan terdapat bekas-bekas seperti terkena peluruh.dibatu nisan, ada sesajen berupa uang-uang recehan, seribuan, serta pinang dan siri.” Ada doi lobang yang tengahnya balobang,’’ daerah keramat ini merupakan sebuah kota bagi bangsa moro (bangsa sejenis jin). Sekitar 1 kilo meter dari tempat keramat, terdapat goa yang didalamnya dipenuhi tengkorak manusia.(sumber malut post)

Perikanan

Karakter geografis kota kepulauan antara 127’ bujur timur dan 124’ bujur barat dengan luas perairan yang luas berhadapan ke utara dengan samudera pasifik, membuat ternate memiliki kekayaan laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Diperkirakan terdapat dilautan sekitar ternate. Kota ternate memiliki potensi perikanan yang sangat melimpah sekitar 18.133 ton produksi setiap tahunnya.
Potensi perikanan yang baru diproduksi masih jauh lebih kecil dari kandungan potensi potensi atau nilai produksi. Dengan kata lain, masih begitu banyak potensi yang belum diolah.

Pemerintah kota telah membangun infrastruktur pelelangan yang sangat memadai sehingga nelayan bisa leluasa beraktivitas dan menjual hasil tangkapan ikannya yang melimpah. Data dinas perikanan dan kelautan kota ternate menunjukan jumlah produksi perikanan sepanjang tahun 2005 mencapai angka 10.118,8 ton. Ini lebih tinggi jika dibandingkan data tahun 2004 yaitu 10.048,5 ton dan tahun 2003 yaitu 9.998,5 ton. Secara lebih jelas, terlihat pada data produksi hasil perikanan :

Tahun

Produksi

2003
2004
2005

9.998,5
10.048,5
10.118,8


Perdagangan

Naluri berdagang yang telah lama hidup dalam masyarakat ternate menemukan bentuknya dalam perekonomian sekarang. Perdagangan menjadi kontributor pertama kegiatan perekonomian kota ternate. Pada tahun 2006, sumbangan dari perdagangan hotel, dan restoran sekitar rp 113,32 milyar dengan 97 persen didominasi unsur perdagangan,

Distribusi presentasi


Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan
Jasa-jasa
Pertanian
Pertambangan dan pengalian
Industri pengolahan
Perdagangan,jotel, dan restoran
Bangunan
Listrik,gas, dan air bersih

: 18,84

: 7,39

: 18,05

:13,52

:5,03

:5,03

:30,95

: 3,73

: 1,48

Sumber : badan pusat statistic (bps) kota ternate

Mengacu pada data distribusi kegiatan ekonomi, sektor perdagangan memberi kontribusi sekitar 30,95 persen dari kegiatan ekonomi di kota ternate. Ini adalah sektor yang terbesar memberikan kontribusi jika dibandingkan dengan sektor lainya misalnya pengangkutan dan komunikasi sebesar 18,84 persen, atau jasa sebesar 18,04 persen.

Perdagangan merupakan kekuatan ternate. Letaknya yang strategis sebagai jalur transportasi niaga dan pariwisata ternate-bitung, ternate-papua, ternate-namlea, dan ternate-ambon, memungkinkan untuk mewujudkannya wilayah ini tumbuh menjadi kota perdagangan dan pariwisata.karena sector ini bertumpu pada jasa diperlukan pembenahan dan pendidikan sumber daya manusianya.

Potensi daerah

Perkebunan

Letusan gunung gamalama pernah menggelegar dan mengeluakan lahar serta abu vulkanik. Letusan gunung ini meninggalkan jejak yaitu daerah wisata batu angus berupa lahar yang telah membeku dan tersebar dikaki gunung.muntahan debu dan abu vulkanik itu juga meninggalkan jejak berupa tanah yang subur serta alam yang begitu indah.

Berbagai tumbuhan perkebunan seperti cengkih, pala, dan fuli, tumbuh dari bumi ternate. Dengan jenis tanah rogusal dan rensika, komoditas itu dinilai sebagai komoditas dengan kualitas yang terbaik dipasaran internasional.meski masih dikelola dengan cara tradisional, komonitas ternate seperti pala, cokelat, cengkih, dan lada telah dikapalkan ke berbagai penjuru dunia melalui pelabuhan achmad yani. Negara yang paling banyak menjadi tujuan ekspor adalah amerika, cina taiwan dan jepang, sebagaimana tercatat selama empat tahun (2002-2006).

Dari sisi komoditas, kelapa adalah tumbuhan yang paling banyak diproduksi yaitu 2.477,07 ton. Jumlah ini masih lebih tinggi dibandingkan cengkih yaitu 824,46 ton. Selanjutnya pala 580,35 ton, dan kayu manis 115,13 ton. Secara lebih jelas, data produksi komoditas tahun 2006 itu dapat dilihat dibawah ini :

Kelapa : 2.447.07
Coklat : 32,71 ton
Cengkeh : 824,46 ton
Pala : 580,35

Pesatnya sector perkebunan ini berpengaruh besar pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selama dua tahun terakhir (2005-2006) perkembangan perekonomian kota ternate relative stabil. Tren pertumbuhan positif yang terjadi di tahun 2005 terus berlanjut di tahun 2006. Pada tahun ini , pertumbuhan ekonomi kota ternate mencapai 7,21 persen atau tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2005.

Dari gambaran makro ekonomi kota ternate selama tahun 2005 dan 2006., maka dapat diprediksikan untuk tahun 2007 pertumbuhan ekonomi kota ternate sebesar 8,35 persen atau 1,14 persen dari tahun 2006, dengan asumsi adanya peningkatan investasi pada berbagai sector yang didukung kemudahan lembaga keuangan (permodalan) serta kemudahan birokrasi (perijinan) dan sebagainya.

Perikanan

Karakter geografis kota kepulauan antara 127’ bujur timur dan 124’ bujur barat dengan luas perairan yang luas berhadapan ke utara dengan samudera pasifik, membuat ternate memiliki kekayaan laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Diperkirakan terdapat dilautan sekitar ternate. Kota ternate memiliki potensi perikanan yang sangat melimpah sekitar 18.133 ton produksi setiap tahunnya.
Potensi perikanan yang baru diproduksi masih jauh lebih kecil dari kandungan potensi potensi atau nilai produksi. Dengan kata lain, masih begitu banyak potensi yang belum diolah.

Pemerintah kota telah membangun infrastruktur pelelangan yang sangat memadai sehingga nelayan bisa leluasa beraktivitas dan menjual hasil tangkapan ikannya yang melimpah. Data dinas perikanan dan kelautan kota ternate menunjukan jumlah produksi perikanan sepanjang tahun 2005 mencapai angka 10.118,8 ton. Ini lebih tinggi jika dibandingkan data tahun 2004 yaitu 10.048,5 ton dan tahun 2003 yaitu 9.998,5 ton. Secara lebih jelas, terlihat pada data produksi hasil perikanan :

Tahun

Produksi

2003
2004
2005

9.998,5
10.048,5
10.118,8


Perdagangan

Naluri berdagang yang telah lama hidup dalam masyarakat ternate menemukan bentuknya dalam perekonomian sekarang. Perdagangan menjadi kontributor pertama kegiatan perekonomian kota ternate. Pada tahun 2006, sumbangan dari perdagangan hotel, dan restoran sekitar rp 113,32 milyar dengan 97 persen didominasi unsur perdagangan,

Distribusi presentasi


Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan
Jasa-jasa
Pertanian
Pertambangan dan pengalian
Industri pengolahan
Perdagangan,jotel, dan restoran
Bangunan
Listrik,gas, dan air bersih

: 18,84

: 7,39

: 18,05

:13,52

:5,03

:5,03

:30,95

: 3,73

: 1,48

Sumber : badan pusat statistic (bps) kota ternate

Mengacu pada data distribusi kegiatan ekonomi, sektor perdagangan memberi kontribusi sekitar 30,95 persen dari kegiatan ekonomi di kota ternate. Ini adalah sektor yang terbesar memberikan kontribusi jika dibandingkan dengan sektor lainya misalnya pengangkutan dan komunikasi sebesar 18,84 persen, atau jasa sebesar 18,04 persen.

Perdagangan merupakan kekuatan ternate. Letaknya yang strategis sebagai jalur transportasi niaga dan pariwisata ternate-bitung, ternate-papua, ternate-namlea, dan ternate-ambon, memungkinkan untuk mewujudkannya wilayah ini tumbuh menjadi kota perdagangan dan pariwisata.karena sector ini bertumpu pada jasa diperlukan pembenahan dan pendidikan sumber daya manusianya.

Peternakan

Rabu, 30 September 2009

PENUTUR BAHASA TERNATE

PENUTUR BAHASA TERNATE

Berdasarkan tinjauan geogafis, pemakai bahasa Ternate yang terbanyak terdapat di pulau Ternate, pulau Hiri dan sebagian sebagian pesisir pulau Halmahera yang desanya berhadapan langsung dengan pulau Ternate.

1. Penutur aktif di Pulau Ternate

Mereka adalah seluruh penduduk asli di pulau Ternate, yaitu :

• Kp. Makassar dan sekitarnya (sebagian)
• Soa Sio dan sekitarnya (sebagian)
• Salero (sebagian)
• Kasturian (sebagian)
• Toboleu (sebagian)
• Ake Bo’oca (sebagian)
• Sabia (sebagian)
• Sangaji
• Gam Cim
• Toloko
• Dufa-Dufa
• Tubo
• Facei
• Akehuda
• Tafure
• Tabam
• Sango
• Tarau
• Kulaba
• Akeruru
• Tabanga
• Tobololo
• Sulamadaha
• Takome
• Loto
• Togafo
• Bandinga
• Afe
• Taduma
• Doropedu
• Ruwa
• Monge
• Lemo
• Amo
• Sasa
• Jambula
• Fitu
• Gambesi
• Kastela
• Foramadiahi dan sekitarnya
• Ubo-ubo (sebagian)
• Skep (sebagian)
• Marikurubu (sebagian)
• Torano (sebagian)
• Moya dan sekitarnya (sebagian)
• Buku Bandera (sebagian)
• dsb

2. Penutur aktif di luar Pulau Ternate

Mereka adalah penduduk di kecamatan pulau Hiri dan di daerah pesisir kabupaten Halmahera baratyang posisi desanya berhadapan langsung dengan pulau Ternate (dari selatan di perbatasan Dodinga ke utara hingga di Peot yang berbatasan dengan Loloda). Desa-desa tersebut adalah :

• Faudu
• Mado
• Togolobe
• Durari Isa
• Tomajiko
• Mayau (sebagian bahasa Sangir)
• Tifure (sebagian bahasa Sangir)
• Saria
• Bobo
• Payo
• Idam
• Bobanehena
• Galala
• Guwemaadu
• Gufasa (sebagian bahasa Melayu Pasar)
• Jalan Baru
• Gamlamo Jailolo
• Hatebicara
• Marimbati
• Tuada
• Mutui (sebagian di pesisir)
• Tataleka
• Tauro
• Duwongrotu
• Sidangoli Gam
• Sidangoli Dehe
• Bukubualawa
• Bobaneigo (sebagian bahasa Gorap)
• Pasirputih
• Dodinga
• Akesone
• Akelamo Kao
• Tetewang
• Biamaahi
• Ake Sahu
• Susupu
• Jarakore
• Balu
• Lako
• Sangaji
• Tacim
• Peot
• Taruba
• Sasur
• Tongute Ternate
• Gamici
• Gamlamo Ibu
• Gamkonora (sebagian bahasa Ibu)
• Talaga (sebagian bahasa Ibu)
• Gamsungi
• Tahafo, dan
• Bataka

Penduduk Di Kota Ternate


Permasalahan penduduk menjadi bagian utama yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pembangunan. Hasil pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat memberi dampak bagi peningkatan kesejahteraan penduduk, termasuk didalamnya pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti kesehatan, pendidikan dan ketersediaan sarana bagi aktivitas baik sosial maupun ekonomi.

Untuk mewujudkan berbagai program pemerintah dalam menata masalah kependudukan, tentunya diperlukan informasi atau data penduduk yang akurat dan dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun perencanaan dan penentuan kebijakan di berbagai bidang pembangunan.


Sumber data kependudukan diperoleh dari hasil Sensus dan Survei serta Registrasi Penduduk.

Jumlah penduduk Kota Ternate berdasarkan proyeksi penduduk yang didasari pada hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas 2005) dan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2007) adalah sejumlah 176.838 jiwa, dan tersebar di empat kecamatan. Tingkat penyebaran penduduk menurut kecamatan dapat dilihat seperti uraian berikut :


  • . Kecamatan Pulau Ternate : 19.133 jiwa (10,82 %)
  • . Kecamatan Moti : 4.797 jiwa ( 2,71 %)
  • . Kecamatan Ternate Selatan : 78.989 jiwa (44,67 %)
  • . Kecamatan ternate Utara : 73.919 jiwa (41,80 %)



Informasi distribusi penduduk akan lebih berarti jika menggunakan ukuran demografi antara lain kepadatan penduduk. Hal ini penting mengingat diferensiasi jumlah penduduk antar wilayah dalam suatu daerah tidak mutlak menggambarkan kepadatan penduduknya.Suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang besar, belum tentu dirasakan padat bila wilayahnya juga luas.

Seiring dengan perkembangan Kota Ternate yang saat ini sebagai ibukota sementara Propinsi Maluku Utara berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk wilayah ini. Dengan luas wilayah daratan 250,85 km dan jumlah penduduk sebanyak 176.838 jiwa maka kepadatan penduduk Kota Ternate pada tahun 2007 sebesar 704 jiwa per km, hal ini berarti mengalami peningkatan sebanyak 24 jiwa per km atau 3,53 % bila dibandingkan tahun 2006 yang berjumlah 680 jiwa per km.

Perbandingan antar kecamatan dalam wilayah Kota Ternate menunjukan Kecamatan Ternate Utara memiliki kepadatan penduduk sebesar 3.191 jiwa per km sekaligus merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya. Sementara ketiga kecamatan lainnya bila diurutkan dari yang paling padat adalah Ternate Selatan, Moti dan Pulau Ternate, masing-masing mempunyai kepadatan penduduk

sebesar : 2.727 jiwa/km, 195 jiwa/km dan 109 jiwa/km.


Sumber : http://www.ternatekota.go.id/?cont=Info-Kota&val=Statistik